Cerita Mahasiswi Unima Menjalani Kuliah Saat Pandemi Covid-19

Viorena br Perangin-angin, mahasiswi Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Manado (Unima) di Tondano.

SUDAH lebih dari setahun pandemi Covid-19 melanda dunia, termasuk di Indonesia. Pertengahan Maret 2020, wabah yang berasal dari Wuhan, Tiongkok ini dilaporkan masuk ke Sulut.

Sejak itu berbagai tatanan kehidupan warga berubah, pandemi memang mengubah banyak kebiasaan di berbagai sektor. Salah satunya adalah pendidikan di perguruan tinggi. Dosen dan mahasiswa merancang pola  pembelajaran yang baru, dengan segala kurang lebihnya.

Bacaan Lainnya

Hal ini yang juga dirasakan Viorena br Perangin-angin. Mahasiswi Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Manado (Unima) di Tondano ini mengalami bagaimana perubahan pola kehidupan, serta sistem perkuliahan akibat pandemi.

“Saat awal pandemi terjadi, tentu saja kehidupan sehari-hari yang awalnya normal jadi terganggu dengan ketakutan akan wabah ini,” tutur gadis cantik kelahiran Sukadame 10 Mei 1999 ini.

Kondisi ini membuat Viorena dan teman-temannya yang adalah perantau, memilih menghabiskan waktu di kost. Sebagian mahasiswa lainnya memutuskan untuk pulang ke kampung masing-masing.

“Aktivitas yang dibatasi membuat kesulitan dalam penyesuaian di awal,” ujar mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ini.

Dampak yang paling dirasakan juga terkait dengan proses pembejalaran. Aktifitas perkuliahan yang dilakukan dari rumah membuat materi yang diberikan oleh dosen kurang dimengerti. Ditambah lagi kuota yang terbatas, dan jaringan yang kurang baik sehingga pelaksanaan kuliah kurang baik.

“Juga aplikasi yang saat itu digunakan belum begitu dipahami sehingga sangat mengganggu keberlangsungan pembelajaran. Akhirnya hanya dibebankan pada tugas-tugas,” ujar Viorena yang kini duduk di semester VIII.

Komentar Facebook

Pos terkait