Tondano, DetikManado.com – Tindakan pencoretan di sejumlah fasilitas kampus Universitas Negeri Manado (Unima) saat aksi demonstrasi menuai pro dan kontra.
Beberapa tulisan penolakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan sebagainya terpampang jelas di gerbang utama masuk kampus Unima, Kamis (08/08/2019). Informasi yang didapatkan DetikManado.com, tak hanya di gerbang akses utama, tetapi di beberapa tempat.
Tulisan-tulisan itu juga telah dicat kembali warna putih untuk menutupi warna hitam dari piloks. Pengecatan dilakukan pihak keamanan kampus (Security) Unima.
Irwani Maki Humas Unima kepada DetikManado.com mengatakan, pencoretan yang dilakukan tidak menunjukkan etika yang baik. “Tindakan yang tidak sportif,” imbuhnya melalui sambungan telepon, Jumat (09/08/2019).
Ia menjelaskan, dalam waktu berjalan ini sedang dilakukan pencarian terhadap pelaku pencoretan di beberapa titik di kampus Unima. “Kami sementara melakukan upaya pencarian informasi terhadap pelaku,” ucapnya.
“Artinya kalau aspirasi melalui mekanisme yang tepat ya, seperti tadi kan. Kami melayani mahasiswa dan dilayani dengan baik,” lanjutnya.
Lain pihak, Septian Paath, salah satu mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Unima membantah hubungan massa aksi KBM dengan tulisan di bangunan gerbang masuk kampus Unima, Kamis (08/08/2019) kemarin. “Sejauh ini setahu saya, jelas (pelaku) bukan bagian dari gerakan hari ini,” katanya usai aksi siang tadi di Kantor Pusat Unima.
Paath menilai, oknum tersebut melakukan tindakan tersebut merupakan peringatan terhadap penguasa atau pengambil kebijakan dalam hal ini Rektorat. ”Memberikan sedikit pembelajaran dan kesadaran kepada mahasiswa maupun masyarakat umum soal fakta UKT mahal. Tapi intinya bukan dari massa aksi ini,” ujarnya. (rf)