Lebih lanjut menurut Ulyas, meskipun dalam keadaan kurang sehat almarhum minta mereka untuk menunggu. Tepatnya setelah shalat Isya, almarhum setelah balik dari rumah sakit, menerima rombongan di ruang tamu yang biasa digunakan Gus Dur untuk menerima tamu – tamu besar. “Kurang lebih satu jam almarhum menyampaikan banyak hal kepada kami tentang perkembangan bangsa dan negara termasuk peran umat Islam dalam mengisi kemerdekaan,” ungkapnya.
Masih dalam kenangan Ketua PWNU Sulut, mereka melakukan dialog dengan Gus Sholah dan mengalir begitu bagus sehingga teman – teman merasa puas dan bahkan tidak membayangkan kalau bisa ketemu dan ngobrol dgn penuh kekeluargaan dengan almarhum. “Itulah sosok almarhum yang selalu senang diajak ngobrol. Bahkan terakhir Gus Sholah datang di Sulut meresmikan Pondok Pesantren Cabang Tebuireng VIII di Tutuyan Boltim,” tutup Ulyas.(rau)