Studi kurang tidur dilakukan selama lima hari berturut-turut dalam kelompok peserta yang terdiri dari 38 orang sehat dan 30 pasien dengan gangguan depresi berat, bersama dengan 16 peserta yang diperbolehkan tidur tanpa gangguan.
Setelah semalaman tanpa tidur, para peserta menjalani sesi pemindaian rs-fMRI untuk mengukur arsitektur fungsional otak. Mereka kemudian diizinkan untuk tidur nyenyak selama dua malam dan pemindaian diulang.
Sebagian besar peserta menunjukkan suasana hati yang memburuk segera setelah melewatkan tidur malam. Namun, 43% peserta yang depresi mengalami perbaikan suasana hati sementara sisanya mengalami suasana hati yang memburuk atau tidak ada perubahan.
Setelah satu malam tidur nyenyak, 20 peserta dengan gangguan depresi mayor menunjukkan perbaikan suasana hati, sedangkan peserta yang tersisa mengalami suasana hati yang memburuk atau tidak ada perubahan.
Para peneliti juga menemukan bahwa peserta yang sehat telah meningkatkan konektivitas terkait amigdala dan DN (dorsal nexus). Studi ini menyoroti pentingnya sirkuit amygdala-cingulate dalam mengobati depresi, menawarkan target potensial untuk intervensi antidepresan.
“Temuan ini mendukung peran kunci sirkuit amygdala-cingulate dalam pengaturan suasana hati pada populasi yang sehat dan depresi dan menunjukkan bahwa pengobatan antidepresan cepat dapat menargetkan peningkatan konektivitas amigdala-ACC,” kata para peneliti sebagaimana dikutip dari Medical Daily. (Yoseph Ikanubun)