Oleh: Jeremy Kantohe
Akhir desember 2019, berita mengejutkan mewarnai dalam linimasa media, suatu situasi hidup menjadi ‘shock terapy’ bagi dunia, Wuhan mirip kota zombie (News, 26 Januari 2020), manusia berjatuhan di jalan dan berbagai tempat publik.
Banyak korban bahkan meninggal, ahli kesehatan menilai adanya virus baru Covid-19 yang menyebabkan kematian bagi yang terinfeksi virus ini.
Kematian yang tak terkendali membuat Wuhan lockdown oleh pemerintah RRT, untuk menghambat pandemi Covid-19 tersebut. Virus ini pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada akhir 2019 dan sampai saat ini sudah menyebar diberbagai penjuru dunia terutama di Indonesia.
Di Indonesia sendiri virus ini ditemukan pada awal Maret 2020 yang di mana ada 2 warga Depok, Jawa Barat yang terkena virus ini. hingga samapai saat ini 23 April 2020 sudah lebih dari 7000 jiwa terinfeksi dan 900 jiwa dinyatakan sembuh serta sayang sekali 600 jiwa telah meninggal dunia, berbagai upaya dilakukan agar pandemi ini segera berakhir di dunia terutama di indonesia. (www.cnn indonesia.com)
Maraknya penyebaran Covid ini telah menuntut Pemerintah Indonesia untuk lebih proaktif demi memutuskan rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia.
Berbagai pencegahan dan kebijakan juga dikeluarkan pemerintah saat ini seperti Pembatasan Sosial berskala Besar (PSBB) yang dilakukan di berbagai wilayah di indonesia berbagai tindakan serta kebijakan yg telah diambil pemerintah.
Namun lebih dari hal itu masyarakat juga merupakan pemegang kendali penyebaran virus ini.
Melihat dari data kasus diatas yang terbilang cukup banyak, maka dari itu kedisiplinan dan kebersihan menjadi cara pencegahan memnyebarnya virus ini, mengapa demikian? Karena virus ini ditularkan dari orang ke orang lain yang menurut saya 1 orang yang sudah terinfeksi bisa menularkan ke 10 orang lainnya secara tidak sengaja.
Selain itu kita juga dituntut agar bisa sebagaimana berpartisipasi dalam penanganannya dengan cara berdiam diri dalam rumah, sayangnya masih ada Sebagian masyarakat yang meremahkan hal ini bahkan tidak menghiraukan sama sekali anjuran pemerintah untuk berdiam diri dirumah sampai waktu yang telah ditentukan, padahal dengan cara ini kita juga membantu setidaknya untuk mengurangi jumlah orang yang terinfeksi.
Maraknya penyebaran Covid ini telah mengubah semua pola hidup masyarakat. meskipun begitu kerentanan sosial menjadi faktor utama mengapa instruksi mengenai physical distancing tidak berjalan efektif.
Sebab instruksi physical distancing dianggap menciptakan kerentanan sosial pada masyarakat, khususnya masyarakat yang memiliki status pekerjaan informal yang sumber pemasukan ekoniminya didapat sehari-hari dan tidak memiliki gaji pokok tetap (seperti pedagang dan ojek online).
Selain itu dari sisi penanganan pasien komunikasi juga merupakan salah satu faktor yang terpenting demi mendapatkan informasi yang lebih jelas, bukan hanya soal jumlah pasien positif yang kian meningkat, kurangnya kejujuran pasien dalam memberikan informasi riwayat perjalanan sebelum sakit juga menjadi persoalan yang harus dihadapi.
“Sudah mulai banyak kasus-kasus yang terjadi dengan kita. beberapa teman ada yang dirawat. Teman-teman yang tertular dari pasien. ada yang tertular karna mungkin tidak jujur(pasien)”, kata salah seorang perawat rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI)sulianti saroso Nudiansyah seperti dikutip dari keterangan tertulis BNPB, Minggu (19/4/2020).
Dari semua pernyataan di atas kesimpulannya bahwa pandemi ini sangat merugikan semua orang, banyak orang terdampak dengan datangnya Covid-19 ini, berbagai pencegahan dilakukan setiap orang agar tetap terjaga dalam kesehatannya yang baik.
Beberapa upaya juga seperti membantu masyarakat tidak mampu juga di laksanakan dimana saat pandemi ini juga kita harus tetap bergotong royong membantu sesama manusia.
Kita harus menjaga jarak bukan berati kita harus putus bersosialisasi di masyarakat peran kita sangat dibutuhkan oleh mereka yang tidak mampu itu untuk berbagi rejeki, selain itu dengan kita berdiam dirumah juga sudah membantu para medis sebagai garda terdepan untuk berjuang menyembuhkan banyak orang, jangan anggap remeh penyakit ini. Peran besar masyarakat juga sangat begitu membantu pemerintah dalam mengatasi pandemi ini.
*Mahasiswa Jurusan Biologi angkatan 2019, Fakultas Matemarika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sam Ratulangi.
Dosen pembimbing: Prof Trina Tallei