Manado,DetikManado.com-Indonesia adalah salah satu negara yang punya masalah besar dalam pengelolaan sampah plastik. Menurut data World Bank Indonesia berada di urutan kedua setelah China sebagai penghasil sampah plastik terbesar di dunia.
Salah satu perusahaan yang peduli dengan polemik sampah di Sulut, khususnya Kota Manado adalah Kamira Energi. Sebuah perusahaan Start up di bidang pengelolaan sampah plastik menjadi energi bahan bakar yang berbasis aplikasi. “Tidak semua jenis plastik bisa didaur ulang di pabrik, tetapi dengan adanya Kamira Energi itu bisa menjawab kekosongan,” ungkap Daniel Wurangian, Founder Kamira Energi, Jumat (23/08/2019).
Dia mengatakan, saat pabrik tidak bisa mendaur ulang sampah plastik, maka pihaknya hadir untuk memproses plastik yang tidak bisa dibawa ke pabrik tadi untuk daur ulang menjadi bahan bakar dengan sebuah alat yang dinamakan Pirolisis.
Dia berharap setiap rumah tangga yang ada di seluruh Sulawesi Utara terlibat dan sadar bahwa sampah itu ternyata boleh berguna. “Dengan perantara aplikasi, seperti layaknya orang pesan gojek, sampah plastik dikumpul dengan cara memanggil kolektor sampah datang di titik-titik tertentu yang sudah ditentukan di aplikasi,” beber Daniel.
Dirinya juga mengatakan, akan bekerjasama dengan kepala-kepala desa yang ada di Sulawesi Utara. “Intinya adalah edukasi kepada masyarakat, bagaimana kita bisa memilah sampah itu secara detil sehingga menjadi sumber daya,” tuturnya.
Sementara itu Direktur Bank Sampah Simfoni Marlon Kamagi mengatakan program itu merupakan kolaborasi bank sampah, pengusaha dan kamira Energi serta pemerintah.”Ini menjadi suatu kolaborasi yang cantik dengan support pemerintah untuk pengelolaan lingkungan yang lebih baik kedepan,” katanya.
Kamagi juga menambahkan menyelesaikan sampah secara tuntas harus dimulai dari Hulu. Sumber permasalahan sampah tidak bisa cuma bicara hilir. ”Tapi bagaimana justru harus mulai dari hulu yang merupakan sumber timbunan sampah,” pungkasnya.(ml)