Manado, DetikManado.com – Berhasil meraih kategori The Best Team dan Juara 3, pada ajang PGN Startup Competition 2019, di Jakarta, Jumat (29/11/2019) lalu, membuat nama Kamira Energy semakin dikenal.
Kamira Energy merupakan startup digital dari Manado yang bergerak dalam bidang pengelolaan sampah plastik menjadi energi (bahan bakar), yang beranggotakan empat orang, yakni Daniel Wurangian, Rivaldo Lasut, Leyne Sagay dan Eko Suprianto.
Menurut CEO Kamira Energy Daniel Wurangian, startup ini membawa suatu ide yang cocok untuk menjawab masalah yang ada, yaitu sampah plastik. “Untuk Manado saja ada lebih dari 400 ton sampah dibuang perharinya. Di mana 15 persennya adalah sampah plastik,” jelas Wurangian kepada DetikManado.com, Kamis (05/12/2019).
Lanjutnya, sebagai destinasi wisata maka sampah plastik ini sangat merugikan industri pariwisata, bahkan lingkungan hidup.
Sementara itu, Community Manager Kamira Energy Leyne Sagay mengatakan, momok sampah plastik sudah menjadi taraf mengkhawatirkan, karena bukan saja dari dampak negatifnya namun dari kesadaran warga yang rendah soal sampah ini. “Kegiatan bersih-bersih pantai atau sungai sudah baik saat ini, tapi masih banyak warga yang hanya jadi penonton. Dan yang mengherankan, hasil sampah yang terkumpul di kegiatan seperti ini hanya dikirim ke TPA,” tuturnya.
Lanjut Sagay, padahal TPA yang ada sudah tidak representatif lagi. Jadi kesannya kegiatan tersebut hanya seremonial saja, tidak berdampak. “Kamira Energy memberikan solusi mulai dari edukasi di warga di mana penghasil sampah terbesar adalah di warga, jadi seharusnya bisa sadar dan bijak memilah sampah mereka sejak dari rumah,” jelasnya.
Lanjutnya, dengan sampah terpilah maka sampah bisa menjadi sumberdaya baru. Berikutnya Kamira akan menyiapkan aplikasi mobile, supaya warga bisa memanggil Riders, sebutan untuk penjemput sampah Kamira. “Memanggil Riders semudah memesan ojek online,” ujarnya.
Sampah plastik yang terkumpul, lanjut Sagay, akan diolah menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar, dimana pengelolaannya menggunakan alat Plastminator Kamira. “Plastminator dari Kamira ini menggunakan sistem pirolisis, katalis, pemisahan asam dan destilasi sehingga minyak solar yang dihasilkan bisa setara dengan solar yang ada di pasaran,” jelasnya.
Ditambahkan juga, solar tersebut memiliki kandungan sulfur dan emisi yang rendah, dan tentunya dengan harga yang sangat terjangkau untuk industri. “Jadi Kamira Energy ingin menjawab kebutuhan energi ramah lingkungan sambil mengurangi sampah plastik di Sulawesi Utara,” pungkas Sagay. (dem)