Dia menambahkan, melalui workshop tersebut, diharapkan dapat memperkaya perspektif peserta terkait metodologi pembelajaran Al-Qur’an dan penelitian tafsir.
Materi workshop terbagi menjadi dua sesi, yakni sesi pertama membahas metode pembelajaran Al-Qur’an, dan sesi kedua membahas tentang metode penelitian tafsir. Pada workshop tersebut Aisyah Arsyad memperkenalkan metode baru dalam menghafal dan memahami Al-Qur’an, yakni dengan metode tematik. “Metode tersebut lahir dari kegelisahan atas realitas tingginya semangat menghafal Al-Qur’an, namun dalam hal memahami maksud yang dikandung oleh ayat, kebanyakan para pembaca Al-Qur’an masih kesulitan,” ujar Aisyah Arsyad.
Al-Qur’an oleh sebagian Muslim di Indonesia masih diposisikan sebagai ibadah ritual saja, padahal fungsi utama dari Al-Qur’an adalah sebagai tuntunan dalam kehidupan. “Menghafal dengan metode tematik tersebut diharapkan mampu memberikan nilai lebih bagi mahasiswa Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, sebagai upaya memahami Al-Qur’an secara akademik,” ujarnya.
Pada sesi kedua, dia menjelaskan tentang metode penelitian tafsir era kontemporer, dalam hal ini penelitian tafsir terkait isu-isu kontemporer. Penafsiran Al-Qur’an terkait Kesetaraan gender menjadi sentral pembahasan pada sesi kedua, mengingat gender adalah bidang kajian lain yang ditekuni oleh pemateri setelah kajian Al-Qur’an. Para peserta yang merupakan para dosen pengajar FUAD mengikuti kegiatan workshop tersebut dengan sangat antusias.(joe)