Natal dan Tahun Baru di Masa Pandemi Covid-19, Ini Kata La Ade

Ketua Dema Fakultas Syariah IAIN Manado masa bakti tahun 2018, La Ade. (Foto: Istimewa)

Tondano, DetikManado.com – Hiruk pikuk Pilkada di Sulut sudah mulai usai pada 9 Desember 2020 lalu.

Akan tetapi, anggapan bahwa Covid-19 masih menggemparkan seperti hadiah Natal dari Sinterklas, seperti dikatakan La Ade.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, pandemi Covid-19 kembali meresahkan masyarakat melalui press release dari Tim Percepatan Penanganan Covid-19 Sulawesi Utara yang menyebutkan tingkat penyebaran yang cukup tinggi, sehingga beberapa daerah di Sulut masuk zona merah.

“Ada banyak asumsi yang menyebar di masyarakat, apakah ini sebagai efek samping dari Pilkada atau masyarakat yang sudah masa bodoh dengan keadaan ini,” ungkap Ketua Dewan Mahasiswa (Dema) Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado  masa bakti tahun 2018 ini, Senin (21/12/2020).

Ia beranggapan, merupakan sebuah pekerjaan rumah yang harus segera dijawab pemerintah.

“Sebab kasusnya sudah berjalan hampir setahun, bahkan berkembang istilah sebentar lagi Covid-19 ulang tahun namun jangan sampai dia (Covid-19) panjang umur,” beber La Ade.

Pemerintah segera melakukan langkah taktis, sebab bisa jadi kasusnya menjadi lebih parah dari sebelumnya dengan tetap memperhatikan kesejahteraan masyarakat.

La Ade menjelaskan bahwa edukasi dan imbauan mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak harus kembali diperketat. Dia menyebutkan, banyak keluhan masyarakat terkait tidak maksimalnya penerapan protokol kesehatan, khususnya penindakan kerumunan di tempat-tempat perbelanjaan. Apalagi menjelang Natal dan Tahun baru.

“Pengaturan tempat-tempat keramaian harus ditata sedemikian rupa sehingga meminimalisir penyebaran Covid-19 dan tetap memberikan kenyamanan bagi masyarakat,” tutur La Ade.

Ia menegaskan, pemerintah juga harus tetap memperhatikan pelayanan kesehatan masyarakat yang mulai over kapasitas. Salah satunya degan meningkatkan  pelayanan Puskesmas keliling untuk menjangkau dan lebih mengedukasi masyarakat mengenai Covid-19.

Tak hanya itu, dapat bekerja sama degan pakar pengobatan herbal untuk membantu serta sebagai antisipasi kekurangan stok pengobatan medis.

“Dalam proses menghadapi pandemi Covid-19 ini, tentu bukan hanya menjadi tugas pemerintah semata, masyarakat juga harus turut membantu pemerintah. Sehingga harapan kita bersama agar keadaan kembali normal bebas dari Covid-19 dapat segera tercapai,” pungkas La Ade. (tr-01)

Komentar Facebook

Pos terkait