Alasan memilih Pohon Matoa sebagai penanda batas Kawasan hutan lindung, lanjut Adoeng, karena buah pohon tersebut memiliki banyak manfaat di bidang kesehatan seperti untuk mencegah kanker (mengandung antioksidan), sebagai obat ambeien. “Juga mencegah penuaan dini, mencegah hipertensi, mengontrol kadar gula, melancarkan pencernaan serta kandungan vitamin C dan E nya berfungsi untuk kesehatan kulit,” ujarnya.
Rangkaian kegiatan ini sudah berlangsung sejak Kamis, 27 Juni 2019 saat melakukan penggalangan dana natura untuk konsumsi serta bibit pohon. Sebelum melakukan penanaman bibit pohon di pagi hari, TIV Airmadidi melakukan “safety briefing” serta bijak berplastik untuk memastikan seluruh peserta tetap aman dalam mengikuti kegiatan ini dan benar-benar menjaga alam dari sampah plastik.
Brilliant Maengko selaku ketua kelompok Mapalus se Kawanua Airmadidi menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat dari pemberian bantuan serta ikut dalam penanaman bibit pohon bahkan. Juga untuk Kepala Pabrik TIV Airmadidi Obrin Sualang yang telah mendukung penuh dan memberi ijin kepada pekerja yang adalah relawan aqua untuk mengikuti kegiatan ini. “Kami percaya bahwa setiap pohon yang ditanam akan bertumbuh dan berbuah pada waktunya. 500 bibit matoa, 500 bibit kenari di perbatasan hutan Gunung Klabat ini pasti berguna bagi alam dan masyarakat Minahasa Utara,” ujarnya.
Ada sekitar seratus peserta yang mengikuti kegiatan ini, terdiri dari Relawan Aqua, Relawan Konservasi Sulut, Manengkel Solidaritas, perangkat Kelurahan Airmadidi Bawah, TNI (Koramil) Airmadidi. Juga Pramuka Minahasa Utara, UPTD Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) unit VI Dinas Kehutanan Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Selain itu ada CV Segarindo, DPD Asosiasi Perusahaan Air Minum dalam Kemasan Indonesia Sulawesi Utara, Pembina Remaja GMIM Tamporok, TIV Depo, ELN (Sarihusada) Manado, Karang Taruna Airmadidi Bawah, serta kelompok Mapalus se Kawanua Airmadidi.(joe)