Anak Bukan Properti

Ketua Bidang Aksi, Kajian dan Pelayanan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Tondano Asterlita T Raha.

Oleh: Asterlita T. Raha *)

MARI merayakan Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2020 dengan mempertanyakan hal-hal emansipatoris. Pada titik ini kita harus mulai bertanya dari mana kita bermula, di mana kita sekarang dan kemana kita menuju. Kitapun berkejaran dengan waktu sebab ada begitu banyak perubahan yang berdetak setiap detik.

Bacaan Lainnya

Berbicara persoalan anak, maka tak bisa dilepas pisahkan dari orang dewasa. Barangkali beberapa yang dianggap beruntung tumbuh dalam institusi keluarga yang lengkap, namun ada beberapa yang kurang beruntung tumbuh dari standar ketidaksempurnaan di masyarakat. Dari tingkatan ekonomi, sosial dan budaya, ada disparitas yang begitu pekat. agama, pembedaan gender hingga watak feudal orang dewasa yang ingin menguasai diri anak-anak.

Sejarah polis di Yunani Kuno pun menempatkan anak-anak sebagai warga oikos, dan menjadi warga negara kelas dua. Hingga kini zaman post-moderenisme tradisi usang masih begitu awet terpelihara. Anak-anak tidak memiliki hak politik (zoon politicon), apalagi diberikan hak konstitusi untuk memilih dan dipilih.

Komentar Facebook

Pos terkait