Manado, DetikManado.com – Pejabat Sementara (Pjs) Gubernur Sulut, Agus Fatoni melakukan dialog dengan sejumlah organisasi dari Unsrat, IAIN, UTSU dan Unpi di Kantor Gubernur Sulut, Senin (12/10/2020).
Pertemuan itu difasilitasi Pemprov Sulut perihal aspirasi mahasiswa soal UU Omnibus Law Ciptaker yang mendapat penolakan dari sejumlah kalangan, termasuk mahasiswa.
Terkait hal tersebut, Pelaksana Harian (Plh) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Viola Pongajow setelah dikonfirmasi menjelaskan, bahwa para mahasiswa yang hadir dalam dialog tersebut tidak mendapat undangan tertulis.
Ia menyebutkan, ada yang hanya diundang dari telepon, ada pula yang hadir karena perintah dari pimpinan Pemprov Sulut.
“Tidak etis ketika pemerintah daerah mengadakan pertemuan resmi yang mengundang banyak media, tanpa undangan tertulis bagi pihak yang diundang,” tutur Pongajow, Rabu (14/10/2020).
Pongajow yang berkuliah di Jurusan Teknik Sipil Unsrat semester 7 ini menambahkan, pihaknya juga menyoroti latar ruangan pertemuan yang tidak memajang lambang Negara yaitu Garuda Pancasila.
Pihaknya pun mengecam Pemprov Sulut yang mengadakan dialog membahas hal krusial dan mengundang banyak media. Akan tetapi menurutnya, berita yang muncul seakan-akan mengatasnamakan mahasiswa se Sulut.
“Ini sangat disayangkan karena perguruan tinggi yang ada di Sulut tidak hanya 4, kenapa mengatasnamakan mahasiswa se Sulut jika yang hadir hanya segilintir orang yang sengaja mereka (Pemprov Sulut) pilih,” tutup Pongajow. (tr-01/rf)