Menurut Kapolda, ancaman utama yang dihadapi adalah ancaman teror.
“Mudah-mudahan ini tidak terjadi, dan aparat keamanan khususnya polisi bisa mengatasinya,” ujar Kapolda.
Selain terror, yang menjadi atensi pihak keamanan soal penyebaran hoax.
“Ini yang harus kita waspadai bersama, yang bisa merusak persatuan dan kesatuan di Sulut. Tujuan semburan kebohongan untuk menciptakan keresahan yang membuat masyarakat bingung,” jelas Sigid.
Potensi ancaman lainya, yaitu waspada black campaign, aparat penyelenggataan pemilu yang tidak profesional, politik uang atau serangan fajar serta keterlambatan logistik pemilu.
“Kita semua harus mempersiapkan diri, semuanya bisa bersinergi, dan kita TNI Polri sudah membuat komitmen kita netral. Semua stake holder wajib bersinergi, pelaksanaan Pemilu pada semua tahapan harus aman,” tegas Kapolda.
Rakorda penyelenggaraan Pemilu 2019, turut dihadiri Kajati Sulut Roskanedi, MH, Kasdam XIII/Merdeka Brigjen TNI Fajar Setyawan, Wakil Gubernur Drs. Steven O.E. Kandouw, Sekdaprov Edwin Silangen, SE, MS, bupati, walikota, KPU, Bawaslu, BPKP serta para Camat dan Kepala Desa se Sulut. (*/red)