Manado, DetikManado.com – Balai Arkeologi (Balar) Provinsi Sulut menyelenggarakan kegiatan ‘Rumah Peradaban Danau Tondano 2021’ yang berlangsung di lokasi Benteng Moraya, Tondano, Kabupaten Minahasa, Senin (01/11/2021).
Kegiatan launching ini berlangsung dengan penerapan protokol kesehatan Covid-19 diagendakan selama tiga hari dan dilaksanakan Balai Arkeologi bekerjasama dengan Balai Bahasa dan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Provinsi Sulut.
Adapun kegiatan Rumah Peradaban Tondano 2021 dilakukan dalam bentuk peluncuran virtual tour Benteng Moraya, film animasi dan buku digital, juga dirangkaikan dengan kegiatan pameran arkeologi dan penyuluhan arkeologi.
Selanjutnya juga dilakukan pentas sastra oleh Balai Bahasa Provinsi Sulut maupun pemutaran film dan dialog interaktif bersama TVRI yang digagas oleh BPNB Provinsi Sulut.
Di mana, pada kesempatan itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Minahasa, Frits Muntu mewakili Bupati Minahasa Royke O Roring secara resmi membuka kegiatan tersebut.
Dalam sambutannya, Bupati Minahasa memberi apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan Rumah Peradaban Tondano 2021 yang digagas Balai Arkeologi Provinsi Sulut bersama sejumlah UPT Kemendikbudristek lainnya.
“Pemerintah Kabupaten Minahasa menyambut baik kegiatan ini sebagai ajang pemasyarakatan hasil penelitian sumber daya arkeologi sebagai salah satu domain kebudayaan melalui hasil warisan budaya masa lampau,” tukas Muntu.
Ditambahkannya lagi, program Rumah Peradaban sudah ditetapkan pemerintah sebagai salah satu program prioritas nasional. Jadi, ini sangat penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Ini tentu sangat penting terutama bagi generasi muda dan pelajar agar dapat memahami dan melestarikan budaya warisan leluhur sebagai salah satu kekayaan dan jati diri bangsa,” ujar Muntu.
Sementara itu, Kepala Balai Arkeologi Provinsi Sulut Wuri Handoko dalam laporannya mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan Rumah Peradaban Tondano 2021 berdasarkan hasil pemikiran dan kajian kami, bahwa kawasan Danau Tondano adalah kawasan purba yang kemudian berproses peradabannya hingga munculnya Kota Tondano di masa kolonial pada abad ke-17.
“Ini juga memantik kami ke depan untuk menggarap riset-riset yang lebih komprehensif tentang Danau Tondano sebagai salah satu ikon di tanah Minahasa,” ujar Wuri.
Ditambahkannya lagi, keberadaan Danau Tondano bukan saja hanya sebagai daerah resapan air, sebenarnya ada pusat-pusat kebudayaan di situ.
“Banyak juga situs-situs purbakala yang bisa kita angkat sebagai salah satu kebudayaan nasional. Jadi, inilah yang kemudian menginspirasi kami untuk membuat program Rumah Peradaban Tondano 2021,” tukasnya.
Lanjut kata Wuri, selain virtual tour Benteng Moraya, kami juga telah membuat film animasi yang mengangkat cerita tentang awal terciptanya peradaban di Danau Tondano.
“Jadi, setelah launching film animasi ini, selanjutnya dapat kita saksikan bersama di Youtube,” jelasnya.
Dirinya berharap ke depan langkah kolaborasi dapat dilakukan dengan pemerintah Kabupaten Minahasa melalui instansi terkait.
“Ini juga sejalan dengan harapan Mendikbudristek Nadiem Makarim agar semua UPT Kemendikbudristek di daerah dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan bersinergi dengan pemerintah daerah dalam menindaklanjuti semua program-program yang ada,” tandasnya.
Hadir dalam pertemuan tersebut Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulut Dwi Sutana, Kepala BPNB Provinsi Sulut Apolos Marisan maupun para pejabat di lingkungan Pemkab Minahasa.(ml)