Tondano, DetikManado.com – Ketua Ikatan Mahasiswa Indonesia Papua (IMIPA) Cabang Tondano, John R Bame mengatakan, Pengurus IMIPA beberapa waktu ini sementara mendata keseluruhan mahasiswa Papua yang pulang ke Tanah Papua berjumlah 721 orang.
“Mahasiswa dari wilayah Tondano (Universitas Negeri Manado), terus mahasiswa dari Bitung (Universitas Klabat). Itu mereka gabung IMIPA Poli Kairagi. Terus IMIPA Tomohon dan mereka dari IMIPA Pusat (Manado) sendiri. Jadi jumlah total mahasiswa-mahasiswi Papua yang pulang ke Tanah Papua itu 721 orang,” kata Bame kepada DetikManado.com, Senin (16/09/2019).
Bame menuturkan, jumlah 721 orang tak hanya dari kalangan mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta, melainkan pelajar siswa SMP dan SMA yang tersebar di beberapa wilayah di Sulut. Jumlah tersebut didata pengurus IMIPA hingga tanggal 14 September 2019 lalu.
Bame menjelaskan, proses kepulangan mahasiswa Papua adalah kemauan mahasiswa sendiri. Para mahasiswa Papua menggunakan uang pribadi mereka yang diberikan orang tua untuk pulang ke Tanah Papua. “Sampai sejauh ini belum ada keputusan dari Majelis Rakyat Papua (MRP). Mereka belum putuskan bahwa Mahasiswa Papua pulang atau tidak. Tapi dari kabupaten-kabupaten contoh Supiori, Merauke, ada beberapa kabupaten yang dikeluarkan surat oleh Bupati bahwa mahasiswa wajib menahan diri di tempat masing-masing (Kota Studi),” ujarnya.
Selain keputusan Kabupaten/Kota, ada keputusan tingkat provinsi. Informasi yang didapatkan Pengurus IMIPA Tondano, keputusan dari MRP akan disampaikan kepada mahasiswa bulan mendatang. “Jadi sementara belum ada rapat sementara antara Majelis Rakyat Papua, Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Papua, dengan pihak Pemerintah (Gubernur Papua). Belum ada keputusan mereka akan sampaikan kepada mahasiswa,” imbuh Bame.
Adapun 5 poin yang diberikan IMIPA di Sulut kepada MRP saat pertemuan tanggal 9 September 2019, bertempat di Asrama Kamasan V Manado. “Di situ pertama menegaskan bahwa dalam situasi apapun mahasiswa Papua cuma memilih kami akan pulang ke Tanah Papua dan minta terakhir berikanlah kami referendum. Lain-lain kami tidak, cuma itu yang kami minta sesuai pernyataan 5 poin yang kasih masuk kepada MRP,” tuturnya.
Untuk diketahui, kepulangan mahasiswa Papua diduga merupakan buntut kejadian rasisme yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur beberapa waktu lalu. Terkait hal itu, Pengurus IMIPA di Sulut menghimbau agar informasi mahasiswa Papua harus dikoordinasikan ke pengurus cabang IMIPA Cabang terlebih dahulu. (rf)