Tondano, DetikManado.com – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Tondano Santo Paulus periode 2019-2020 sukses menggelar Rapat Umum Anggota Cabang (RUAC) tahun 2020, di Sekretariat KMK Unima Tondano, Minahasa, Sulut.
Diketahui, sebelumnya forum permusyaratan tertinggi pada tingkatan cabang PMKRI itu digelar pada Jumat, 27 November 2020. Akan tetapi, rapat tersebut diskorsing dan dilanjutkan kembali Sabtu, 5 Desember 2020.
Salah satu agenda dalam rapat itu memilih dan menetapkan Mandataris RUAC/Formatur Tunggal/Ketua Presidium PMKRI Cabang Tondano Santo Paulus periode 2020-2021.
Ada sejumlah calon Mandataris RUAC/Format Tunggal/Ketua Presidium, di antaranya Richard Fangohoi, Selestinus Katabia, Celsius Teniwut, Jhony Anari, Richard Mangambu, Andrea Renyaan, Febrina Renrusun, Indra Ngangi, Maria Gracella Tahulending dan Fred HL Ngarbingan.
Dalam ujian kriteria menyisakan Richard Fangohoi dan Selestinus Katabia. Pada pemilihan yang dilakukan secara tertutup, Fangohoi mendapatkan 17 suara, Katabia 9 suara dan abstain 1 suara, sehingga total 27 suara.
Pada sambutannya, Fangohoi mengatakan bahwa PMKRI Tondano untuk fokus pada pergerakan, baik internal maupun eksternal. Terlebih pemenuhan dasar cabang, misalnya Margasiswa PMKRI Tondano (sekretariat).
“Saya meminta bantuan untuk mewujudkan margasiswa yang paten,” ujar Fangohoi, Minggu, (6/12/2020).
Selain itu, ia meminta masukan dan saran yang membangun untuk kebutuhan cabang ke depan tetap relevan dengan visi dan misi PMKRI, baik eksistensi, proses pengkaderan dan pergerakan.
“Kita berharap dalam kerja-kerja PMKRI Cabang Tondano terus dilakukan meski pandemi (Covid-19),” pungkas Fangohoi.
Sementara itu, Ketua Presidium DPC PMKRI Tondano periode 2019-2020, Anthoni R Talubun mengatakan, dengan adanya RUAC tersebut menunjukan PMKRI Tondano terus berproses.
“Dengan melahirkan kader-kader yang melanjutkan tongkat estafet perjuangan-perjuangan PMKRI Tondano,” ungkapnya.
Talubun juga menegaskan agar PMKRI Tondano lebih mendekatkan diri dengan mitra PMKRI.
“Baik pihak gereja dan pemerintah setempat sebagai mitra kritis,” ungkapnya. (***)