Terkait jalannya pertandingan itu, lanjutnya, bukan karena hasil tapi kalau lihat permainan itu tinggal bagaimana bisa menciptakan gol. “Kenapa tidak bisa tembus? Itu nanti pekerjaan coach Morotai United,” tandasnya.
Manumpil mencontohkan, setiap bola diangkat dari sayap, hanya satu striker di tengah, dan itu menyebabkan susah mencetak gol. Hal ini berbeda dengan Persmin, saat bola diangkat dari sayap, paling kurang dua, tiga sampai empat pemain bisa masuk. “Kita bisa menciptakan peluang seperti itu, karena Persmin sudah terbentuk bertahun-tahun. Sedangkan saya mendengar tim ini (Morotai United) baru lima bulan terbentuk,” ujar Manumpil.
Manumpil berharap hal itu bisa dibenahi oleh coach Morotai United. Dia juga berjanji membagikan ilmunya untuk tim asal Kabupaten Morotai itu. “Kalau ada waktu, kita bisa bantu, kita mau suka salurkan itu ilmu. Jadi kita saling tukar ilmu,” pungkas Manumpil. (joe/ml)