Manado, DetikManado.com – Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia termasuk Provinsi Sulut membawa dampak buruk bagi perekonomian.
Walaupun saat ini pemerintah telah membuat terobosan baru yang masa new normal atau adaptasi kebiasaan baru, namun tetap saja ekonomi belum berangsur pulih.
Hal ini diakui oleh Kusman Ilapian, salah seorang tukang jahit pakaian dan vermak di Pasar 45 Manado. Dia mengatakan selama pandemi Covid-19 di masa new normal ini pendapatannya sangat berkurang.
“Saya buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga pukul 19.00 Wita. Paling tinggi 2 sampai 3 orang dan itupun hanya langganan saya,” ucap Kusman, Kamis (26/11/2020).
Dia juga mengatakan, dulunya saat sebelum pandemi ini melanda Indonesia, setiap menjelang bulan Desember, dia pasti sangat keteteran melayani orderan yang menjahit dan vermak pakaian.
“Tahun ini saya tidak tahu apakah akan ramai atau tidak,” tuturnya.
Kusman adalah salah satu dari masyarakat Kota Manado yang menggantungkan hidupnya menjadi tukang jahit demi menghidupi keluarganya. Sudah berkerja sejak 7 tahun lalu, untuk membiayai keluarganya dengan 2 orang anak.
Selama bekerja, pria asal Provinsi Gorontalo ini juga tak lupa untuk menggunakan masker dan juga menyediakan hand sanitizer karena selama pandemi Covid-19 ini mereka juga rentan tertular.
“Semoga pandemi ini cepat berlalu agar omzet saya juga mengalami peningkatan,” tandas Kusman. (ml)