Manado, DetikManado.com – Berbagai persiapan mlai dilakukan manajemen Bogor FC Sulut United guna menghadapi Kompetisi Liga 2 Indonesia musim depan yang akan bergulir awal 2020 mendatang.
Selain langkah pertama mempersiapkan tim, hal lainnya yang juga dibenahi adalah kondisi Stadion Klabat serta penjualan tiket. Untuk hal yang terkahir ini, selama ini dikeluhkan penonton karena menilai harga tiket relatif mahal.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Tim Bogor FC Sulut United Muhammad Ridho mengatakan, penetapan harga tiket dilakukan setelah melalui kajian tim manajemen dengan memperhatikan Upah Minum Propinsi (UMP). “Ini sudah melewati kajian untuk penetapan harga tiket,” ujar Ridho saat berbincang dengan wartawan, Jumat (25/10/2019).
Dia mengatakan, penetaoan harga tiket itu memperhitungkan kebutuhan pembiayaan tim. Meski demikian, lanjutnya, manajemen juga melakukan kajian dan evaluasi sejauh mana penetapan harga itu berpengaruh terhadap jumlah penonton yang hadir di Stadion Klabat. “Kami tetap mengkaji kaitan antara harga tiket, jumlah penonton, termasuk melakukan beberapa kiat untuk menentukan pembelian tiket,” kata Ridho.
Selama musim pertama ini, lanjutnya, ada beberapa kiat yang dilakukan seperti buy one, get one namun ternyata belum mempengaruhi jumlah penonton secara signifikan yang datang di Stadion Klabat Manado. “Memang kita perlu melakukan promosi ke berbagai wilayah untuk meningkatkan jumlah penonton,” ujarnya.
Untuk musim depan, Ridho mengatakan, pihaknya mengkaji kembali harga tiket. Apalagi dari data yang ada, jumlah penonton terus menurun. “Masukan penonton menjadi bahan pertimbangan kami,” ujarnya. (joe)