Oleh: Christ Candra Meluwu (230911020110)
ABSTRAK
Penelitian ini mencoba menjabarkan bagaimana negara Singapura dapat membangun perekonomiannya sampai menjadi negara maju dan berkembang pesat dalam kurun waktu yang relatif singkat. Sebagai negara yang merdeka pada tahun 1965 Singapura yang merupakan negara miskin saat itu tidak memiliki sumberdaya alam yang mampu membuatnya bersaing dengan negara lainnya, sehingga sangat mungkin untuk tidak diperhitungkan oleh negara- negara lain di Asia. Setelah kemerdekaannya Singapura memulai empat tahapan pembangunan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Pada tahap pertama,
Pemerintahan Singapura mengejar strategi industrialisasi ekspor yang dipimpin dengan menarik investor asing untuk mengatur basis manufaktur padat karya di Singapura untuk mengekang pengangguran yang saat itu besar-besaran. Berikutnya Singapura mulai melakukan restrukturisasi industri dari padat karya dengan kegiatan padat modal. Pada tahap ketiga, setelah terjadi resesi besar- besaran pada pertengahan tahun 1980 Singapura mulai melakukan restrukturisasi di bidang jasa, hal ini yang membuat Singapura dapat membangun fundamen ekonominya melalui sektor jasa. Tahapan keempat yang dimulai sejak akhir 1990- an Singapura mulai melakukan pembenahan layanan yang berbasis pengetahuan, sektor teknologi tinggi dan ekonomi domestik kewirausahaan.
Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, monetary authority
Pendahuluan
Singapura, dengan wilayahnya yang sedikit lebih besar dari Jakarta, telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam waktu yang relatif singkat. Dipimpin oleh Perdana Menteri Lee Hsien Loong, anak dari Perdana Menteri pertamanya, Lee Kuan Yew, negara ini telah berhasil mencapai status negara maju. Kemerdekaan Singapura pada tahun 1965, setelah keluar dari federasi dengan Malaysia, membawanya menjadi negara yang kecil namun dinamis. Pemerintahan yang kuat telah secara efektif mengelola ekonomi dan sosial, dengan intervensi yang terencana di pasar untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam kebijakan moneter, fiskal, dan upah negara. Singapura telah menjadi contoh sukses dalam pembangunan ekonomi dan sosial di tingkat global.
Singapura, berbeda dengan negara-negara Asia lainnya seperti Hong Kong, memiliki sedikit intervensi pemerintah dalam kebijakan ekonominya. Kurangnya campur tangan pemerintah dan kekuatan mata uang yang kuat memungkinkan pasar untuk menentukan secara bebas jumlah uang yang beredar.
Setelah memperoleh kemerdekaannya, Singapura mengalami empat tahap pembangunan ekonomi yang berbeda. Pada tahap pertama, pemerintah Singapura menerapkan strategi industrialisasi ekspor dengan menarik investor asing untuk membangun basis manufaktur padat karya guna mengatasi tingkat pengangguran yang tinggi pada saat itu. Tahap berikutnya melibatkan restrukturisasi industri dari padat karya ke kegiatan padat modal. Tahap ketiga dimulai setelah resesi besar-besaran pada pertengahan tahun 1980-an. Singapura memulai restrukturisasi di sektor jasa, yang memperkuat fondasi ekonominya melalui sektor tersebut.
Tahap keempat dimulai pada akhir tahun 1990-an, di mana Singapura mulai memperbaiki layanan berbasis pengetahuan, sektor teknologi tinggi, dan ekonomi kewirausahaan domestiknya.
Metodologi Penelitian
Adapun metode penelitian kajian pustaka atau kepustakaan yaitu berisi teori yang relevan dengan masalah-masalah penelitian. Kajian pustaka atau studi pustaka merupakan kegiatan yang diwajibkan dalam penelitian, khususnya penelitian akademik yang tujuan utamanya adalah mengembangkan aspek teoritis maupun aspek manfaat praktis.
Sehingga dengan menggunakan metode penelitian ini penulis dapat dengan mudah menyelesaikan masalah yang sedang diteliti.
Adapun metode pengumpulan data penelitian ini diambil dari sumber data berupa kajian pustaka agar penulis dapat menggambarkan kondisi permasalahan yang sedang terjadi saat ini.
Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini akan dibahas bagaimana Singapura dapat menanggapi krisis Asia dengan mengeluarkan kebijakan ekonomi melalu serangkaian kebijakan nilai tukar sehingga dapat mengelola nilai tukar lebih fleksibel dibursa valuta asing, yang menjadi ujung tombak perekonomian di Singapura.
Evolusi Kebijakan Moneter Singapura
Konsep awal untuk mengembangkan Singapura menjadi pusat keuangan global yang dibayangkan pada akhir 1960- an. Hal ini menyebabkan pelaksanaan insentif khusus untuk meningkatkan arus perdagangan internasional
Dan investasi di dalam negeri. Sebagai pusat keuangan global Singapura memiliki beberapa kriteria yang amat penting, termasuk lokasi yang strategis, ekonomi domestik yang kuat, mata uang yang stabil, bank domestik yang aktif, keahlian keuangan, instrument keuangan baru, dan peraturan serta jaringan lembaga keuangan yang efektif Yang menyediakan keuangan jasa yang canggih. Pada tahun 1971, MAS (Monetary Authority of Singapore) didirikan oleh Singapura. Hal ini dimaksudkan untuk mengawas1 perkembangan sektor keuangan Singapura dan mengelola kebijakan moneter yang tepat.
Instrumen Bursa Tradisional