SEORANG gadis belia masuk ke ruangan kelas yang berada di lantai dua bangunan SMAS Advent Klabat Airmadidi pada, Kamis (3/7/2025) pagi.
Cewek itu bernama Virginia Magritha Lengkey, siswi Kelas XII SMAS Kristen Tumou Tou Girian. Dia dengan tenang menyalakan laptopnya, tanpa kata, sambil memperhatikan bagian depan ruang tersebut.
Di depan, tim juri Lomba Jurnalistik pada ajang Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional (FLS3N) SMA/SMK Tingkat Minahasa Utara – Bitung sedang memberi penjelasan terkait mekanisme lomba.
Beberapa menit kemudian, satu per satu peserta lomba maju dan mempresentasekan karya jurnalistik mereka dalam bentuk feature, hingga tiba giliran Virginia tampil ke depan.
Dengan percaya diri, dia memaparkan karya feature yang dibuatnya di hadapan para juri. Berbagai pertanyaan, koreksi, masukan hingga kritikan, disimak dan ditanggapi dengan baik.
Setelah memberikan penilaian akhir kepada seluruh peserta lomba, tim juri memutuskan Virginia sebagai juara satu Lomba Jurnalistik FLS3N SMA/SMK Tingkat Minahasa Utara – Bitung.
Usai pelaksanaan lomba, kepada DetikManado.com, gadis yang hobi menari ini menceritakan bagaimana persiapannya menghadapi lomba, hingga berkompetisi di ajang bergengsi tersebut.
“Persiapan saya dalam mengikuti FLS3N tingkat kota bidang jurnalistik memerlukan waktu yang cukup panjang, karena sebelumnya saya belum pernah menulis karya jurnalistik feature,” tutur siswi kelahiran Amurang 28 Maret 2008 ini.
Dia menuturkan, proses penulisan feature itu berlangsung kurang lebih satu bulan dua minggu, dimulai dari pertengahan Mei hingga akhir Juni. Selama proses tersebut, dia menghadapi tantangan dalam pemilihan diksi.
“Saya berusaha memilih kata-kata yang tepat agar sesuai dengan pengalaman narasumber, sehingga pembaca dapat merasakan emosi dan cerita yang ingin saya sampaikan secara mendalam,” tutur Virginia.
Sosok yang menjadi tokoh sentral dalam tulisannya itu adalah Kesha Limbe, yang menurutnya sosoknya sangat sesuai dengan tema jurnalistik feature FLS3N tahun ini terkait talenta seni yang meninspirasi pelajar.
“Saat berkompetisi di FLS3N tingkat kota dan kabupaten, saya merasa sangat gugup karena mengira bahwa lawan-lawan saya adalah peserta yang sudah berpengalaman dalam lomba jurnalistik,” tuturnya.
Namun setelah mempresentasikan karya jurnalistiknya, dia mengaku merasa senang ketika mendengar komentar positif dari juri yang menilai tulisannya mudah dipahami.
Meskipun masih ada kekurangan, Virginia bersyukur karena kritik dan masukan dari juri sangat membantu untuk memperbaiki karyanya.
“Saat mendengar bahwa saya menjadi pemenang lomba jurnalistik ini, saya merasa sangat senang dan tidak menyangka bisa meraih kemenangan. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan, karena melalui doa dan usaha yang saya lakukan, Tuhan memberikan hasil yang terbaik,” tuturnya.
Setelah memenangkan lomba FLS3N di tingkat Minahasa Utara dan Bitung, Virginia kini mempersiapkan diri untuk berkompetisi di tingkat Provinsi Sulut.
“Persiapan saya untuk mengikuti perlombaan di tingkat provinsi dimulai dengan memperbaiki jurnalistik feature sebelumnya berdasarkan masukan dari juri,” ujarnya.
Virginia berharap pada perlombaan selanjutnya di tingkat provinsi, dia dapat memperoleh hasil yang terbaik. (yos)