Saat Para Komunitas Tunanetra Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Meski digelar oleh ITMI, namun perayaan ini juga dihadiri oleh para penyandang disabilitas yang beragama Kristen dan Hindu.

Manado, DetikManado.com – Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 Hijriah juga diperingati komunitas tunanetra yang ada di Manado yang tergabung dalam Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI) Sulawesi Utara. Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Griya Sintesa Peninsula Manado, Minggu (17/11/2019) malam.

Meski digelar oleh ITMI, namun perayaan ini juga dihadiri oleh para penyandang disabilitas yang beragama Kristen dan Hindu.

Bacaan Lainnya

Ketua Panitia Pelaksana Abdul Aziz Ismail mengatakan, peringatan Maulid Nabi ini sudah selalu dilaksanakan karena menjadi agenda tahunan ITMI Sulut. “Namun baru kali ini dilaksanakan di hotel seperti ini,” ujarnya.

Ismail mengatakan, meskipun persiapan untuk kegiatan ini hanya sebulan, tapi karena dengan semangat kerja yang sangat baik membuat peringatan Maulid Nabi ini bisa terlaksana. Dia menyebut, kegiatan itu bisa terlaksana juga karena dukungan para aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Metro Manado.

Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Wilayah ITMI Sulut, Iskandar Momintan mengungkapkan ada beberapa program ITMI yang sudah dijalankan seperti pemberantasan buta huruf braille. Dia juga berterima kasih dengan fasilitas yang telah diberikan pemerintah. “Saat ini sudah beberapa anggota yang telah bisa membaca Al-Quran Braille,” kata Iskandar.

Kepala Biro Ekonomi Provinsi Sulut, Hanny Wayong yang membacakan sambutan Gubernur Olly Dondokambey menyebut hendaknya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini tidak hanya dimaknai dalam konteks tradisi dan perayaan seremonial semata, melainkan sungguh-sungguh dimaknai sebagai momentum yang tepat bagi umat Islam untuk semakin memperkokoh iman dan taqwa. “Dan ini harus teraktualisasi di tengah-tengah kehidupan sehari-hari, baik melalui sikap hidup yang saling menghargai sesama ciptaan Tuhan,” ungkap Wayong.

Dalam tauziyahnya, Ustadz Dr KH Ahmad Rajafi MHI saat menyampaikan kenapa yang diperingati adalah hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, dan bukannya kematian seperti lazimnya sekarang ini.

Dia kemudian mencontohkan adanya peringatan 3 hari setelah kematian, 7 hari, 100 hari dan setahun atau yang lebih dikenal dengan istilah Haul. Karena saat kelahiran Nabi Muhammad SAW telah membuat situasi gelap gulita dengan peperangan menjadi terang benderang karena membawa cahaya dari Allah SWT. “Banyak orang yang berlaku zhalim saat itu tapi bertobat setelah adanya cahaya dari Allah SWT,” terang Ustadz Rajafi.

Mengenai bagaimana mempererat ukhuwah Insaniyah seperti dalam peringatan maulidan ini, dia mengatakan Nabi Muhammad SAW telah melakukannya saat di Madinah. Lanjutnya, nabi tidak menggunakan Islam saat menyatukan berbagai kelompok agama dengan memunculkan Piagam Madinah. “Seperti sekarang ini di Sulawesi Utara yang dikenal dengan slogan Torang Samua Basudara, Torang Samua Ciptaan Tuhan, dan juga dalam falsafah negara Pancasila. Jadi dengan menghilangkan kata Islam untuk menyatukan semua agama, suku dan golongan,” ungkapnya. (joe)

Komentar Facebook

Pos terkait